Kamis, 18 Juni 2015

SISTEM KEMASYARAKATAN, FILSAFAT DAN KEPERCAYAAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN PADA MASA HINDU-BUDDHA DI INDONESIA

SISTEM KEMASYARAKATAN, FILSAFAT DAN KEPERCAYAAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN PADA MASA HINDU-BUDDHA DI INDONESIA

A.    Sistem Kemasyarakatan
Masyarakat Hindu memiliki lima strata atau lebih dikenal dengan nama Kasta. Namun, pada tahun 1950 M pemerintah India secara resmi menghapus kasta terakhir. Kasta-kasta
tersebut adalah berikut:
1)      Kasta Brahma (Kelas Putih): terdiri dari kalangan pendeta, dan pemuka agama Hindu
2)      Kasta Ksatria (Kelas Merah): terdiri dari penguasa dan tentara
3)      Kasta Waisya (Kelas Kuning): terdiri dari kalangan petani dan pedagang
4)      Kasta Sudra (Kelas Hitam) : terdiri dari para pengrajin
5)      Kasta Paria  terdiri dari kelompok yang dipandang rendah dari perspektif agama Hindu, seperti penggali kubur, petugas kebersihan dam semacamnya.

B.    Filsafat dan Sistem Kepercayaan.
Kepercayaan asli bangsa Indonesia adalah animisme dan dinamisme. Percaya adanya kehidupan sesudah mati, yakni sebagai roh halus. Kehidupan roh halus memiliki kekuatan maka roh nenek moyang dipuja. Masuknya pengaruh India tidak menyebabkan pemujaan terhadap roh nenek moyang hilang. Hal ini dapat dilihat pada fungsi candi. Fungsi candi di India sebagai tempat pemujaan. Di Indonesia, selain sebagai tempat pemujaan, candi juga berfungsi sebagai makam raja dan untuk menyimpan abu jenazah raja yang telah wafat. Dapat terlihat adanya pripih tempat untuk menyimpan abu jenazah, dan diatasnya didirikan patung raja dalam bentuk mirip dewa. Hal tersebut merupakan perpaduan antara fungsi candi di India dengan pemujaan roh nenek moyang di Indonesia.


C.     Sistem pemerintahan
Pengaruh India di Indonesia dalam sistem pemerintahan, adalah adanya sistem pemerintahan secara sederhana. Setelah pengaruh India masuk, kedudukan pemimpin tersebut diubah menjadi raja serta wilayahnya disebut kerajaan. Rajanya dinobatkan dengan melalui upacara Abhiseka, biasanya namanya ditambah “warman”. Contoh: di Kerajaan Kutai, Taruma dan sebagainya.
Bukti akulturasi di bidang pemerintahan, misalnya : raja harus berwibawa dan dipandang punya kesaktian (kekuatan gaib), seperti para Raja disembah menunjukkan adanya pemujaan Dewa Raja.
Konsep kerajaan menurut tradisi Hindu yaitu sebuah alam-semesta kecil yang berupa mandala yang dipimpin oleh raja dan dikelilingi oleh kekuatan konsentris yang terdiri dari para pendeta, pemerintah, bangsawan, tentara, dan rakyat jelata. Masing-masing mandala mewakili area kekuasaan inti sang tuan tanah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar