Resume kelompok 2 materi ke 6
1. Siti Kusniyatus Sayidah
2. Najibudin
3. Rosid
4. Tedy
AJARAN HINDU DHARMA
TENTANG ETIKA (SUSILA)
1. Filsafat Tat Twam Asi
Tat twam asi (bahasa
Sanskerta: तत् त्वम् असि atau तत्त्वमसि)
adalah kalimat Sanskerta. Secara harfiah, kalimat ini berarti
"Itu adalah kau" (jika dipadankan dengan bahasa Inggris dari rumpun
bahasa Indo-Eropa maka diartikan That [tat] thou [twam] art [asi] atau That
you are). Kalimat ini merupakan salah satu Mahāvākya (Semboyan
Utama) dalam Sanatana Dharma berlandaskan Weda. Mulanya
kalimat ini muncul dalam kitab Chandogya Upanishad 6.8.7, dalam
dialog antara Udalaka dan putranya, Swetaketu; kalimat ini
muncul pada bagian akhir, dan diulang-ulang pada bagian selanjutnya. Makna
kalimat ini adalah sang diri—dalam kondisi asli, murni, tulen—merupakan bagian
yang identik atau persis dengan kebenaran sejati yang merupakan dasar atau asal
dari segala fenomena di dunia.
Perguruan Adwaita yang didirikan Adi
Shankara menekankan pentingnya Mahāvākya tersebut (dan tiga
lainnya dari tiga Upanishad lainnya). Tat twam asi berarti
"itu adalah kau". "Kau" di sini mengacu pada substrat yang
tak lepas dari setiap individu. Hal tersebut bukanlah tubuh, pikiran, panca
indra, atau sesuatu yang dapat teramati. Hal tersebut adalah sesuatu yang
paling dasar, jauh dari segala sifat keakuan. Dalam pengertian ini,
"kau" berarti atman. Entitas yang dimaksud dengan kata
"itu", menurut Weda, adalah Brahman, realitas yang
melampaui segala sesuatu yang terbatas.
Perguruan Weda lainnya memberikan
penafsiran yang berbeda-beda mengenai kalimat tersebut:
·
Suddhadwaita:
kesatuan dalam "esensi" antara 'tat' dan diri individu; namun 'tat'
adalah keseluruhan sementara sang diri hanyalah bagian.
·
Wisistadwaita:
identitas diri individu sebagai bagian dari keseluruhan yang dinyatakan oleh
'tat', yaitu Brahman.
·
Dwaitadwaita:
kesamaan dan perbedaan yang setara antara sang diri sebagai bagian dari suatu
keseluruhan yang dinyatakan dengan 'tat'.
·
Acintya
Bheda Abheda: kesatuan dan perbedaan yang tak terpikirkan/sulit dibayangkan
antara sang diri sebagai bagian dari keseluruhan yang dinyatakan dengan 'tat'.
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Tat_twam_asi)
2. Pengertian Cubhakarma (perbuatan baik) dan
jenis-jenisnya
Cubhakarma berasal dari bahasa sanskerta yang berarti
perbuatan baik. Cubhakarma terbagi menjadi 12 yaitu:
A. Tri Kaya Parisudha
Tri kaya Parisudha artinya tiga gerak perilaku manusia
yang harus disucikan, yaitu berfikir yang bersih dan suci (manacika), berkata
yang benar (Wacika) dan berbuat yang jujur (Kayika). Jadi dari pikiran yang
bersih akan timbul perkataan yang baik dan perbuatan yang jujur. Dari Tri Kaya
Parisudha ini timbul adanya sepuluh pengendalian diri yaitu 3 macam berdasarkan
pikiran, 4 macam berdasarkan perkataan dan 3 macam lagi berdasarkan perbuatan.
Tiga macam yang berdasarkan pikiran adalah tidak menginginkan sesuatu yang
tidak halal, tidak berpikiran buruk terhadap mahkluk lain dan tidak mengingkari
adanya hukum karmaphala. Sedangkan empat macam yang berdasarkan atas perkataan
adalah tidak suka mencaci maki, tidak berkata kasar kepada makhluk lain, tidak
memfitnah dan tidak ingkar pada janji atau ucapan. Selanjutnya tiga macam
pengendalian yang berdasarkan atas perbuatan adalah tidak menyiksa atau
membunuh makhluk lain, tidak melakukan kecurangan terhadap harta benda dan
tidak berjina.
B. Catur Paramita
Catur Paramita adalah empat bentuk budi luhur, yaitu
Maitri, Karuna, Mudita dan Upeksa. Maitri artinya lemah lembut, yang merupakan
bagian budi luhur yang berusaha untuk kebahagiaan segala makhluk. Karuna adalah
belas kasian atau kasih sayang, yang merupakan bagian dari budi luhur, yang
menghendaki terhapusnya pendertiaan segala makhluk. Mudita artinya sifat dan
sikap menyenangkan orang lain. Upeksa artinya sifat dan sikap suka menghargai
orang lain. Catur Paramita ini adalah tuntunan susila yang membawa masunisa
kearah kemuliaan.
C. Panca Yama Bratha
Panca Yama Bratha adalah lima macam pengendalian diri
dalam hubungannya dengan perbuatan untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian
bathin. Panca Yama Bratha ini terdiri dari lima bagian yaitu Ahimsa artinya
tidak menyiksa dan membunuh makhluk lain dengan sewenang-wenang, Brahmacari
artinya tidak melakukan hubungan kelamin selama menuntut ilmu, dan berarti juga
pengendalian terhadap nafsu seks, Satya artinya benar, setia, jujur yang
menyebabkan senangnya orang lain. Awyawahara atau Awyawaharita artinya
melakukan usaha yang selalu bersumber kedamaian dan ketulusan, dan Asteya atau
Astenya artinya tidak mencuri atau menggelapkan harta benda milik orang lain.
D. Panca Nyama Bratha
Panca Nyama Bratha adalah lima macam pengendalian diri
dalam tingkat mental untuk mencapai kesempurnaan dan kesucian bathin, adapun
bagian-bagian dari Panca Nyama Bratha ini adalah Akrodha artinya tidak marah,
Guru Susrusa artinya hormat, taat dan tekun melaksanakan ajaran dan
nasehat-nasehat guru, Aharalaghawa artinya pengaturan makan dan minum, dan
Apramada artinya taat tanpa ketakaburan melakukan kewajiban dan mengamalkan
ajaran-ajaran suci.
E.Sad Paramita
Sad Paramita adalah enam jalan keutamaan untuk menuju
keluhuran. Sad Paramita ini meliputi: Dana Paramita artinya memberi dana atau
sedekah baik berupa materiil maupun spirituil; Sila Paramita artinya berfikir,
berkata, berbuat yang baik, suci dan luhur; Ksanti Paramita artinya pikiran
tenang, tahan terhadap penghinaan dan segala penyebab penyakit, terhadap orang
dengki atau perbuatan tak benar dan kata-kata yang tidak baik; Wirya Paramita
artinya pikiran, kata-kata dan perbuatan yang teguh, tetap dan tidak berobah,
tidak mengeluh terhadap apa yang dihadapi. Jadi yang termasuk Wirya Paramita
ini adalah keteguhan pikiran (hati), kata-kata dan perbuatan untuk membela dan
melaksanakan kebenaran; Dhyana Paramita artinya niat mempersatukan pikiran
untuk menelaah dan mencari jawaban atas kebenaran. Juga berarti pemusatan
pikiran terutama kepada Hyang Widhi dan cita-cita luhur untuk
keselamatan; Pradnya Paramita artinyaa kebijaksanaan dalam
menimbang-nimbang suatu kebenaran.
F.Catur Aiswarya
Catur Aiswarya adalah suatu kerohanian yang memberikan
kebahagiaan hidup lahir dan batin terhadap makhluk. Catur Aiswarya terdiri dari
Dharma, Jnana, Wairagya dan Aiswawarya. Dharma adalah segala perbuatan yang
selalu didasari atas kebenaran; Jnana artinya pengetahuan atau kebijaksanaan
lahir batin yang berguna demi kehidupan seluruh umat manusia. Wairagya artinya
tidak ingin terhadap kemegahan duniawi, misalnya tidak berharap-harap menjadi
pemimpin, jadi hartawan, gila hormat dan sebagainya; Aiswarya artinya
kebahagiaan dan kesejahteraan yang didapatkan dengan cara (jalan) yang baik
atau halal sesuai dengan hukum atau ketentuan agama serta hukum yang berlaku di
dalam masyarakat dan negara.
G.Asta Siddhi
Asta Siddhi adalah delapan ajaran kerohanian yang
memberi tuntunan kepada manusia untuk mencapai taraf hidup yang sempurna dan
bahagia lahir batin. Asta Siddhi meliputi: Dana artinya senang melakukan amal
dan derma; Adnyana artinya rajin memperdalam ajaran kerohanian (ketuhanan);
Sabda artinya dapat mendengar wahyu karena intuisinya yang telah mekar; Tarka
artinya dapat merasakan kebahagiaan dan ketntraman dalam semadhi; Adyatmika
Dukha artinya dapat mengatasi segala macam gangguan pikiran yang tidak baik;
Adidewika Dukha artinya dapat mengatasi segala macam penyakit (kesusahan yang
berasal dari hal-hal yang gaib), seperti kesurupan, ayan, gila, dan sebagainya.
Adi Boktika artinya dapat mengatasi kesusahan yang berasal dari roh-roh halus,
racun dan orang-orang sakti; dan Saurdha adalah kemampuan yang setingkat dengan
yogiswara yang telah mencapai kelepasan.
H. Nawa Sanga
Nawa Sanga terdiri dari: Sadhuniragraha artinya setia
terhadap keluarga dan rumah tangga; Andrayuga artinya mahir dalam ilmu dan
dharma; Guna bhiksama artinya jujur terhadap harta majikan; Widagahaprasana
artinya mempunyai batin yang tenang dan sabar; Wirotasadarana artinya berani
bertindak berdasarkan hukum; Kratarajhita artinya mahir dalam ilmu
pemerintahan; Tiagaprassana artinya tidak pernah menolak perintah; Curalaksana
artinya bertindak cepat, tepat dan tangkas; dan Curapratyayana artinya perwira
dalam perang.
I. Dasa Yama Bratha
Dasa Yama Bratha adalah sepuluh macam
pengendalian diri, yaitu Anresangsya atau Arimbhawa artinya tidak mementingkan
diri sendiri; Ksama artinya suka mengampuni dan dan tahan uji dalam
kehidupan; Satya artinya setia kepada ucapan sehingga menyenangkan setiap
orang; Ahimsa artinya tidak membunuh atau menyakiti makhluk lain; Dama artinya
menasehati diri sendiri; Arjawa artinya jujur dan mempertahankan kebenaran;
Priti artinya cinta kasih sayang terhadap sesama mahluk; Prasada artinya
berfikir dan berhati suci dan tanpa pamerih; Madurya artinya ramah tamah, lemah
lembut dan sopan santun; dan Mardhawa artinya rendah hati; tidak sombong dan
berfikir halus.
J. Dasa Nyama Bratha
Dasa Nyama Bratha terdiri dari: Dhana artinya suka
berderma, beramal saleh tanpa pamerih; Ijya artinya pemujaan dan sujud
kehadapan Hyang Widhi dan leluhur; Tapa artinya melatih diri untuk daya tahan
dari emosi yang buruk agar dapat mencapai ketenangan batin; Dhyana artinya
tekun memusatkan pikiran terhadap Hyang Widhi; Upasthanigraha artinya
mengendalikan hawa nafsu birahi (seksual); Swadhyaya artinya tekun mempelajari
ajaran-ajaran suci khususnya, juga pengetahuan umum; Bratha artinya taat akan
sumpah atau janji; Upawasa artinya berpuasa atau berpantang trhadap sesuatu
makanan atau minuman yang dilarang oleh agama; Mona artinya membatasi
perkataan; dan Sanana artinya tekun melakukan penyician diri pada tiap-tiap
hari dengan cara mandi dan sembahyang.
K.Dasa Dharma
Yang disebut Dasa Dharma menurut Wreti Sasana, yaitu
Sauca artinya murni rohani dan jasmani; Indriyanigraha artinya mengekang
indriya atau nafsu; Hrih artinya tahu dengan rasa malu; Widya artinya bersifat
bijaksana; Satya artinya jujur dan setia terhadap kebenaran; Akrodha artinya
sabar atau mengekang kemarahan; Drti artinya murni dalam bathin; Ksama artinya
suka mengampuni; Dama artinya kuat mengendalikan pikiran; dan Asteya artinya
tidak melakukan kecurangan.
L. Dasa Paramartha
Dasa Paramartha ialah sepuluh macam ajaran kerohanian
yang dapat dipakai penuntun dalam tingkah laku yang baik serta untuk mencapai
tujuan hidup yang tertinggi (Moksa). Dasa Paramartha ini terdiri dari: Tapa
artinya pengendalian diri lahir dan bathin; Bratha artinya mengekang hawa
nafsu; Samadhi artinya konsentrasi pikiran kepada Tuhan; Santa artinya selalu
senang dan jujur; Sanmata artinya tetap bercita-cita dan bertujuan terhadap
kebaikan; Karuna artinya kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup; Karuni
artinya belas kasihan terhadap tumbuh-tumbuhan, barang dan sebagainya; Upeksa
artinya dapat membedakan benar dan salah, baik dan buruk; Mudhita artinya
selalu berusaha untuk dapat menyenangkan hati oranglain; dan Maitri artinya
suka mencari persahabatan atas dasar saling hormat menghormati.
Pengertian Acubhakarma (perbuatan tidak baik) beserta
jenis-jenisnya
Acubhakarma adlah segala tingkah laku yang tidak baik
yang selalu menyimpang dengan Cubhakarma (perbuatan baik). Acubhakarma
(perbuatan tidak baik) ini, merupakan sumber dari kedursilaan, yaitu segala
bentuk perbuatan yang selalu bertentangan dengan susila atau dharma dan selalu
cenderung mengarah kepada kejahatan. Semua jenis perbuatan yang tergolong
acubhakarma ini merupakan larangan-larangan yang harus dihindari di dalam hidup
ini. Karena semua bentuk perbuatan acubhakarma ini menyebabkan manusia berdosa
dan hidup menderita. menurut agama Hindu, bentuk-bentuk acubhakarma yang harus
dihindari di dalam hidup ini adalah:
1. Tri Mala
Tri Mala adalah tiga bentuk prilaku manusia yang
sangat kotor, yaitu Kasmala ialah perbuatan yang hina dan kotor, Mada yaitu
perkataan, pembicaraan yang dusta dan kotor, dan Moha adalah pikiran, perasaan
yang curang dan angkuh.
2. Catur Pataka
Catur Pataka adalah empat tingkatan dosa sesuai dengan
jenis karma yang menjadi sumbernya yang dilakukan oleh manusia yaitu Pataka
yang terdiri dari Brunaha (menggugurkan bayi dalam kandungan); Purusaghna
(Menyakiti orang), Kaniya Cora (mencuri perempuan pingitan), Agrayajaka
(bersuami isteri melewati kakak), dan Ajnatasamwatsarika (bercocok tanam tanpa
masanya); Upa Pataka terdiri dariGowadha (membunuh sapi), Juwatiwadha (membunuh
gadis), Balawadha (membunuh anak), Agaradaha (membakar rumah/merampok); Maha
Pataka terdiri dari Brahmanawadha (membunuh orang suci/pendeta), Surapana
(meminum alkohol/mabuk), Swarnastya (mencuri emas), Kanyawighna (memperkosa
gadis), dan Guruwadha (membunuh guru); Ati Pataka terdiri dari Swaputribhajana
(memperkosa saudara perempuan); Matrabhajana (memperkosa ibu), dan Lingagrahana
(merusak tempat suci).
3. Panca Bahya Tusti
Adalah lima kemegahan (kepuasan) yang bersifat duniawi
dan lahiriah semata-mata, yaitu Aryana artinya senang mengumpulkan harta
kekayaan tanpa menghitung baik buruk dan dosa yang ditempuhnya; Raksasa artinya
melindungi harta dengan jalan segala macam upaya; Ksaya artinya takut akan
berkurangnya harta benda dan kesenangannya sehingga sifatnya seing menjadi
kikir; Sangga artinya doyan mencari kekasih dan melakukan hubungan seksuil; dan
Hingsa artinya doyan membunuh dan menyakiti hati makhluk lain.
4. Panca Wiparyaya
Adalah lima macam kesalahan yang sering dilakukan
manusia tanpa disadari, sehingga akibatnya menimbulkan kesengsaraan, yaitu:
Tamah artinya selalu mengharap-harapkan mendapatkan kenikmatan lahiriah; Moha
artinya selalu mengharap-harapkan agar dapat kekuasaan dan kesaktian bathiniah;
Maha Moha artinya selalu mengharap-harapkan agar dapat menguasai kenikmatan
seperti yang tersebut dalam tamah dan moha; Tamisra artinya selelu berharap
ingin mendapatkan kesenangan akhirat; dan Anda Tamisra artinya sangat berduka
dengan sesuatu yang telah hilang.
5. Sad Ripu
Sad Ripu adalah enam jenis musuh yang timbul dari
sifat-sifat manusia itu sendiri, yaitu Kama artinya sifat penuh nafsu indriya;
Lobha artinya sifat loba dan serakah; Krodha artinya sifat kejam dan pemarah;
Mada adalah sifat mabuk dan kegila-gilaan; Moha adalah sifat bingung dan
angkuh; dan Matsarya adalah sifat dengki dan irihati.
6.Sad Atatayi
Adalah enam macam pembunuhan kejam, yaitu Agnida
artinya membakar milik orang lain; Wisada artinya meracun orang lain; Atharwa
artinya melakukan ilmu hitam; Sastraghna artinya mengamuk (merampok);
Dratikrama artinya memperkosa kehormatan orang lain; Rajapisuna adalah suka
memfitnah.
7. Sapta Timira
Sapta Timira adalah tujuh macam kegelapan pikiran
yaitu: Surupa artinya gelap atau mabuk karena ketampanan; Dhana artinya
gelap atau mabuk karena kekayaan; Guna artinya gelap atau mabuk karena
kepandaian; Kulina artinya gelap atau mabuk karena keturunan; Yowana artinya gelap
atau mabuk karena keremajaan; Kasuran artinya gelap atau mabuk karena
kemenangan; dan Sura artinya mabuk karena minuman keras.
8. Dasa Mala
Artinya adalah sepuluh macam sifat yang kotor.
Sifat-sifat ini terdiri dari Tandri adalah orang sakit-sakitan; Kleda adalah
orang yang berputus asa; Leja adalah orang yang tamak dan lekat cinta; Kuhaka
adalah orang yang pemarah, congkak dan sombong; Metraya adalah orang yang
pandai berolok-olok supaya dapat mempengaruhi teman (seseorang); Megata adalah
orang yang bersifat lain di mulut dan lain di hati; Ragastri adalah orang yang
bermata keranjang; Kutila adalah orang penipu dan plintat-plintut; Bhaksa
Bhuwana adalah orang yang suka menyiksa dan menyakiti sesama makhluk; dan
Kimburu adalah orang pendengki dan iri hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar