Kelompok 2:
1.
Siti kusniyatus Sayidah (1113032100074)
2.
Muhammad Najibbudin (1113032100067)
3.
Achmad tedi Anwar (1113032100077)
AJARAN HINDU DHARMA TENTANG KONSEP TUHAN
1. Konsep Tuhan/Dewa
Dalam agama Hindu, hanya ada satu Allah
yang di puja melalui berbagai bentuk dan cara. Allah yang satu ini disebut
Brahman. Brahman adalah roh yang paling tinggi , diluar jangkauan manusia,
tidak terbatas oleh waktu dan ruang. Brahman dapat dijumpai diseluruh alam
semesta. Dia di atas segalanya. Dia adalah asal dari segala ciptaan hakikat,
rahasia, hakikat suka cita, dan sang sejati). Selain Allah, orang Hindu juga mempercayai
adanya para dewa, yang dihormati dan disembah oleh mereka. Konsep agama hindu
mengenai ketuhanan dapat digolongkan ke dalam beberapa bentuk, yaitu: Monisme
(paham yang beranggapan bahwa semua kehidupan adalah zat); Panteisme (paham
yang beranggapan bahwa semua kehidupan bersifat ketuhanan); Panenteisme (paham
yang beranggapan bahwa Tuhan adalah ciptaan jiwa dalam suatu tubuh); Animisme
(paham yang menganggap Tuhan adalah dewa-dewa yang hidup dalam objek: bukan
manusia, pohon, batu, atau binatang); Honoteisme (paham yang percaya kepada
satu dewa yang dipuja dalam banyak keberadaan); dan Monoteisme (paham yang
bercaya hanya kepada satu Tuhan).
(Sumber: Tony Tedjo, Mengenal Agama Hindu,
Buddha, Khong Hucu, (Pionir Jaya, Bandung: 2011)
2. Tri Murti
Trimurti adalah tiga kekuatan Brahman (Sang
Hyang Widhi) (sebutan Tuhan dalam agama Hindu) dalam menciptakan, memelihara,
melebur alam beserta isinya.
Trimurti terdiri dari 3 yaitu:
Dewa Brahma
Fungsi: Pencipta / Utpathi
Sakti: Dewi Saraswati yang merupakan dewi ilmu pengetahuan
Senjata: Busur
Simbol: A
Warna: Merah
Dewa Wisnu
Fungsi: Pemelihara / Sthiti
Sakti: Dewi Laksmi atau Sri
Senjata: Cakram
Simbol: U
Warna: Hitam
Dewa Siwa
Fungsi: Penghancur / Pralina
Sakti: Dewi Durga, Uma, dan Parwati
Senjata: Trisula
Simbol: M
Warna: Manca Warna
Apabila simbol dari ketiga dewa tesebut
digabungkan, maka akan menjadi AUM yang dibaca "OM" ( ॐ ) yang merupakan simbol suci agama Hindu.
(Sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Trimurti)
3. Sembahyang
Salah satu ciri orang beragama adalah
melakukan pemujaan pada Tuhan. Bagi umat Hindu di Bali pemujaan itu disebut
sembahyang. Dalam agama Hindu mengenal dua sembahyang yaitu sembahyang sendiri
yang disebut Ekanta dan sembahyang dengan cara bersama-sama atau berkelompok
disebut Samkirtanam. (Drs. I Ketut Wiana, M.Ag, Sembahyang menurut Hindu,
(Paramita, Surabaya:2006)
Adapun pelaksanaan sembahyang menurut Hindu
ialah:
a. Sikap Badan
Sebelum melaksanakan sembahyang, kita harus
bersikap Asucilaksana yakni mensucikan diri dengan tidak melakukan tindakan
atau perbuatan yang tidak baik, tercela ataupun perilaku tidak terpuji lainnya.
Disamping itu badan atau tubuh, pikiran dan jiwa kita pun harus benar-benar
suci, bersih dan hening. Tubuh dapat dibersihkan dengan air (mandi). Sesudah
itu pergunakanlah pakaian yang bersih. Kemudian pikiran dapat disucikan dengan
cara melaksanakan ajaran agama, selalu memikirkan hal-hal yang baik dan benar.
Sikap badan atau asana pada waktu
sembahyang dapatr diatur seperti di bawah ini:
Dengan cara duduk bersila (Padmasana) untuk laki-laki
Dengan cara duduk bersimpuh (Bajrasana) untuk wanita
Dengan cara berdiri (Padasana) dengan memperhatikan situasi/kondisi
setempat
b. Sikap Batin
Dalam bersembahyang kita hendaknya selalu
berusaha untuk menjaga sikap batin sebagaimana diuraikan di bawah ini:
1. Bersikap tenang dengan hati yang suci.
2. Percaya sepenuhnya terhadap adanya
Tuhan.
3. Penyerahan diri secara total dan tulus
ikhlas kepada-Nya.
4. Sembahyang hendaknya tidak mempunyai
tujuan untuk memperoleh mukjizat atau kesaktian.
c. Sikap Tangan
1. Bersembahyang kehadapan Tuhan Yang Maha
Esa, kedua tangan dicakupkan diatas dahi, sehingga ujung jari tangan berada
diatas ubun-ubun.
2. Bersembahyang kehadapan para dewa
(Dewata), cakupan jari tangan ditempatkan di tengah-tengah dahi dengan ujung
kedua ibu jarii tangan berada di antara kedua kening.
3. Bersembahyang kehadapan pitara, cakupan
jari tangan ditempatkan di ujung hidung, dengan kedua ujung ibu jari tangan
menyentuh hidung.
4. Bersembahyang kehadapan Bhuta, cakupan
tangan diletakkan di hulu hati, dengan ujung jari tangan mengarah ke bawah.
(Sumber: Drs. K.M. Suhardana, Pedoman
Sembahyang Umat Hindu, (Paramitha, Surabaya: 2004)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar